Semut Punya Cara yang Unik dalam Reproduksi
Tidak seperti kebanyakan binatang lainnya, semut
memiliki cara unik dalam menghasilkan keturunan. Praduga bahwa mereka adalah
binatang aseksual sepertinya harus ditimbang ulang. Pasalnya, ada beberapa
penelitian yang menyebut bahwa mereka juga kawin.
Koloni semut dibagi menjadi beberapa kasta. Ada
kelas pekerja, tentara, drone alias pejantan, dan ratu. Dari situ
muncul pertanyaan, siapa yang paling berperan dalam proses reproduksi? Pembiakan sel telur menjadi anakan semut memang
diemban oleh Sang Ratu, tapi yang paling berperan besar adalah para drone
yang memiliki tugas kawin dengan ratu. Pejantan ini berkembang dari telur yang
tidak dibuahi dengan tujuan membuat keturunan.Selain menjadi pejantan, biasanya telur-telur ini
akan menetas menjadi betina bersayap yang kelak akan menjadi ratu dalam sebuah
koloni semut.
Walter Tschinkel, peneliti semut dari Florida
States University, menjelaskan, saat pejantan sudah siap untuk kawin, mereka
akan terbang ke puncak bukit atau ke atas pohon secara berkelompok. Tujuannya
adalah untuk menarik perhatian ratu koloni.
Saat proses kawin, pejantan akan memasukkan alat
kelaminnya, disebut aedeagus, ke saluran reproduksi betina untuk
menyimpan sperma. Sang ratu akan menyimpan sperma tersebut dan mereproduksinya
menjadi telur sampai sisa umurnya.
Masa kehamilan dari semut sendiri adalah
antara 69 dan 78 hari. Namun, periode ini dapat bervariasi
tergantung pada semut individu.
Kondisi ini memungkinkan si ratu dapat bertelur beberapa kali meskipun tidak
melakukan proses kawin untuk kali kedua. Sperma yang tersimpan, berfungsi dalam
jangka waktu yang relatif lama. Dalam sekali bertelur si ratu dapat
menghasilkan ratusan telur sehingga dalam setahun si ratu memproduksi ribuan
telur. Tapi sial bagi pejantan, setelah melakukan proses kawin, ajal biasanya
akan menghampiri mereka. Di sisi lain, sang ratu akan memutuskan sayapnya dan
pindah ke koloni yang lain. Anak semut akan hidup bersama induknya dari si anak
semut lahir hingga 2 tahun, ketika anak semut sudah bisa mencari makan dan
bekerja sendiri induknya akan melepas mereka.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Walter
Tschinkel ini juga semakin menguatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Christian Rabeling dari Harvard. Pada penelitian itu, Christian membuktikan
bahwa semut bukanlah binatang aseksual seperti yang diduga selama ini. Dari
sampel gen 234 semut yang ada di Amazon ditemukan sperma di dalam 'spermatheca'
alias tempat penyimpanan sperma sang ratu.
Sumber :
http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/11/semut-punya-cara-yang-unik-dalam-reproduksi
No comments:
Post a Comment